adalah perkumpulan yang mempertemukan alumni Pondok Pesantren Cipasung dari segala kalangan pendidikan, profesi, strata sosial, dan ekonomi serta tidak dibatasi oleh angkatan alumnus.

SELAMAT DATANG DI MEDIA TI “KOMUNITAS ALUMNI CIPASUNG”

KAC atau Komunitas Alumni Cipasung adalah perkumpulan yang mempertemukan alumni pondok pesantren Cipasung dari segala kalangan pendidikan, profesi, strata sosial dan ekonomi. KAC dibangun sebagai wahana untuk membangun silaturahmi yang tidak dibatasi oleh angkatan alumnus.

Ketua Umum KAC

H.Adjat Sudradjat,SH,MH 25 Oktober 2012 dilantik sebagai Jaksa Agung Muda ( JAM) Intelijen Kejaksaan Agung RI.

Haol Abah Ruchyat yang ke 35 dan Haol Apih Ilyas Ruchyat ke 5

Digelar 2 Nopember 2012, acara terasa lebih semarak dengan kehadiran tiga “ Pendekar” yang kini tengahmalang melintang di Pemerintahan yakni Ketua Mahkamah KonstitusiMoh.Mahfud MD, Ahmad Heryawan yang Gubernur Jawa Barat serta H.Ajat Sudrajat yang baru dilantik pada hari Kamis 25 Oktober 2012 sebagai Jaksa Agung Muda Intelejen ( Jamintel ).

Reuni Akbar 2008

Alumni Cipasung semua angkatan hadir dalam acara Reuni Akbar tahun 2008.

Silaturahmi dengan Gubernur Jabar

Hari minggu tanggal 23 Desember 2012 pukul 06.00 waktu bandung, di kediaman Gubernur Jawa Barat Gedung Pakuwon Jl Otto Iskandar Dinata No. 1 Bandung, sekjen KAC memenuhi undangan Kang Aher

Sabtu, 31 Mei 2008

TAWARAN PARTISIPASI REUNI AKBAR “KAC”

Nomor : 010/Panitia/V/2008

Kepada Yth. Partisipan/Donatur (Alumni Cipasung)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam silaturohmi kami sampaikan dengan iringan do’a semoga kiranya kita semua senantiasa berada dalam limpahan karunia Allah yang disertai dengan rido dan ampunanNya.
Berkaitan dengan penyelenggaraan REUNI AKBAR KOMUNITAS ALUMNI CIPASUNG seluruh angkatan yang insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari : Jum’at sampai dengan Ahad
Tanggal : 4-6 Juli 2008
Tempat : Kompleks Pondok Pesantren Cipasung Singaparna Tasikmalaya

Dengan ini kami sampaikan tawaran untuk ikut berpartisipasi demi terlaksananya kegiatan tersebut.
Atas segala perhatian, dukungan, kerjasama dan partisipasinya, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alikum Wr.Wb.

Jakarta, 7 Mei 2008
PANITIA REUNI AKBAR ALUMNI CIPASUNG
ttd H.ADJAT SUDRAJAT,SH.MH (Ketua KAC)
ttd H.AGUS SALIM DASUKI,M.Eng (Ketua Panitia)

Catatan :
Partisipasi dapat ditransfer melalui Rekening Bank Muamalat Share_e No.9158765999 a.n. Hilman Miftahurojak,S.Ag. (Pengurus KAC)
atau melalui Koordinator Pengurus KAC Daerah Kokab

PROFIL KAC


KAC atau Komunitas Alumni Cipasung adalah perkumpulan yang mempertemukan alumni pondok pesantren Cipasung dari segala kalangan pendidikan, profesi, strata sosial dan ekonomi.

KAC dibangun sebagai wahana untuk membangun silaturahmi yang menjadi sebuah kekuatan yang memberdayakan alumni Cipasung, sehingga menjadi salah satu “kekuatan” besar yang dapat memberikan kontribusi luar biasa dalam pembangunan bangsa Indonesia dan umat Islam pada khususnya.

Dari sisi daerah penyebaran, alumni Cipasung telah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Alumni Cipasung tinggal dari mulai desa terpencil sampai dengan ibu kota negara (DKI Jakarta)

Alumni Cipasung berkiprah dalam berbagai lapangan kehidupan, baik sebagai agamawan, pendidik, pengusaha, profesional maupun birokrat.

Dari jumlah alumni yang mencapai 80.000 (delapan puluh ribu), saat ini telah terdata sekitar 18.000 (delapan belas ribu) orang.

INTISARI KEGIATAN REUNI AKBAR ALUMNI CIPASUNG

"SILATUROHIM GERBANG PEMBERDAYAAN DALAM SEGALA BIDANG"

PENDAHULUAN
Seluruh orang yang beriman adalah bersaudara, karenanya islahkanlah diantara mereka semua. Demikian firman Allah SWT.
Ayat tersebut adalah inspirasi dahsyat bagi umat manusia, khususnya alumni Cipasung dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Alumni Cipasung adalah komunitas yang besar dan terikat dengan persaudaraan tersebut.
Persaudaraan itu tertanam dan terbentuk kokoh sejak saat bersama-sama selama 24 jam sehari dalam suka dan duka menempuh pendidikan di pesantren.
Persaudaraan ini menjadi dasar membangun silaturohim yang terus menerus tak pernah putus. Pada silaturohim terkuak dan terbuka keutamaan sebagaimana sabda Rosulullah Nabi besar Muhammad SAW., ”Siapa yang ingin diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah silaturohim”.
Dengan landasan pemikiran dan pemahaman tersebut serta dikokohkan dengan rasa persaudaraan yang ada, Komunitas Alumni Cipasung bermaksud untuk menyelenggarakan reuni akbar. Harapan yang diusung adalah terbangunnya silaturohim antar alumni dari berbagai angkatan, daerah, profesi, strata sosial dan ekonomi. Silaturohim itu diharapkan menjadi gerbang besar untuk membuat alumni yang lebih berdaya dan mampu memberdayakan.
NAMA KEGIATAN
Reuni Akbar Alumni Cipasung
THEMA
Silaturohim Gerbang Pemberdayaan Dalam Segala Bidang
LOKASI
Kompleks Pondok Pesantren Cipasung Singaparna Tasikmalaya
PENANGGUNGJAWAB
Ketua KAC (H.Adjat Sudrajat,SH,MH)
LATARBELAKANG
a.Kerinduan berkumpul kembali sebagai menifestasi dari ikatan persahabatan dan persaudaraan yang telah terbangun sejak masa kecil dan remaja di Cipasung.
b.Reuni yang selama ini terjadi masih tersekat dalam ukuran angkatan, asrama, maupun daerah tempat tinggal.
c.Alumni Cipasung yang telah tersebar di seluruh penjuru Indonesia, bahkan di luar negeri, perlu dipersatukan dengan lebih kokoh agar dapat berdaya dan memberdayakan sehingga dapat mewujudkan perubahan positif yang signifikan.
d.Potensi sumberdaya yang tersebar di berbagai profesi, strata sosial dan ekonomi memungkinkan untuk melakukan perubahan-terutama bertitik tolak dari perilaku-karena berbasiskan pendidikan awal yang berupa nilai-nilai keagamaan (akhlaqul karimah).
TUJUAN
a.Membangun fondasi yang lebih kokoh untuk tegaknya kalimah Allah
b.Membangun kesadaran bahwa status alumni Cipasung adalah sebuah amanah dan modal dalam mewujudkan dan meningkatkan ketaqwaan pribadi dan masyarakat.
c.Meningkatkan pemberdayaan alumni Cipasung dan kemampuannya memberdayakan diri sebagai bagian dari amal, ilmiyyah dan ilmu amaliyyah di segala bidang.
DESKRIPSI ACARA
a.Silaturohim dan melepas rindu
b.Revitalisasi Organisasi
~Informasi dan evaluasi perkembangan organisasi alumni Cipasung periode sebelumnya.
~Pengarahan dan pendapat resmi pengurus pondok pesantren Cipasung.
~Penataan keorganisasian
~Penataan program pemberdayaan
c.Halaqoh Pemberdayaan.
~Seminar perkembangan dan pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi
~Seminar peningkatan peran kemasyarakatan kaum santri.
~Pelatihan perbankan syari’ah
d.Launching program pemberdayaan
~Komunitas Cinta Daerah (KACIDA); sebagai peran serta dalam bidang lingkungan hidup
~Mabais lasantri; sebagai peran serta dalam pengembangan ekonomi syari’ah
WAKTU
Hari : Jum’at sampai dengan Minggu
Tanggal, 4 sampai dengan 6 Juli 2008
PESERTA
5.000 (lima ribu) orang alumni dari berbagai daerah di Indonesia dengan konsentrasi dari Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta
RENCANA ANGGARAN
Rp.862.610.000,00 (delapan ratus enam puluh dua juta enam ratus sepuluh ribu rupiah).
PENUTUP
a.Keberdayaan alumni Cipasung adalah salah satu gerbang keberdayaan bangsa Indonesia dan umat Islam secara khusus.
b.Keberdayaan dan pemberdayaan akan semakin efektif dan efisien dengan barisan yang rapih dan kokoh.
c.Barisan itu harus dibangun oleh kebersamaan, persahabatan dan persaudaraan.

Jakarta, 7 Mei 2008
PANITIA REUNI AKBAR ALUMNI CIPASUNG
ttd. H.ADJAT SUDRADJAT,SH,MH (Ketua KAC)
ttd Drs.H.AGUS SALIM DASUKI,M.Eng (Ketua Panitia)

SUSUNAN KEPANITIAAN REUNI AKBAR ALUMNI CIPASUNG

PENASEHAT
K.H. Dudung Abdul Halim Ruhiat,MA
Drs.K.H.Abun Bunyamin Ruhiat,MSI
Drs.K.H.Acep Adang Ruhiat,M.Si
K.H.Ubaidillah Ruhiat,BA
K.H.Koko Komarudin Ruhiat,BA
K.H.Agus Saepul Bahri Ruhiat,BA
Drs.H.Acep Zamzam Noor
Drs.H.Abdul Chobir MT
PENANGGUNG JAWAB : Ketua KAC ( H.Adjat Sudradjat,SH,MH)
KETUA UMUM : Drs.H.Agus Salim Dasuki,M.Eng
KETUA I BIDANG PROGRAM : H.Endang Turmudzi
KETUA II BIDANG PEMBERDAYAAN : H.Mustopa Djamaludin,M.Si
KETUA I BIDANG DANA : H.R.Zakaria Yusuf,B.Ac
KETUA II BIDANG ORGANISASI : H.Dadang Fathurrahman
KETUA III BIDANG ACARA : H.Duduy Abdullah
SEKRETARIS : Drs.H.Ocid Ma’mun Rosyid
WAKIL SEKRETARIS : Hilman Miftahurojak,S.Ag
BENDAHARA : Hj.Ee Suhaerah
WAKIL BENDAHARA : Hj. Nanih Nurlaila
BIRO PENDATAAN : Yajid Kalam, Siti Badriah
BIRO HUBUNGAN DONATUR / SPONSOR : H.Away Munawar,SE, Roni R.Syafa,SH
BIRO PERENCANAAN PROGRAM : Drs.Encep Safrudin Muhyi,MM,M.Sc; Edi Thama
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT : H.Mahyudin; Agus Ridwan
BIRO KESEKRETARIATAN : Irwan Irawan; Tomi Imam Sya’roni
BIRO PUBLIKASI : Ujang Supriatna,SE; Sahroni Makhran Aziz
BIRO DOKUMENTASI : Iman; Taufik Fatahillah
BIRO MATERI ACARA : Hj.Henny Hendrayani,SH; H.Dede Rusnandar; Dindin Kamaludin; Dudung Abdullah
BIRO AKOMODASI : Dadang Nurul Huda; Abdul Kodir
BIRO KONSUMSI : Dra.Hj.Ida Nurhalida,M.Pd.; Ida Sholihat.
BIRO LOGISTIK : Drs.Dedi Nurul Fuad; Iyus Abdul Azis

BADAN PELAKSANA HARIAN PANITIA
KETUA : H.Dadang Fathurrahman
SEKRETARIS : H.Zakariya Yusuf
BENDAHARA : Hilman Miftahurojak,S.Ag
ANGGOTA : Yajid Kalam; Dian Ekawati; Syahroni Makhran Aziz; Irwan; Ahmad Sya’bani; Dian Saepulloh; Mahdi Palo; Yatni; Novi.

Jakarta, 7 Mei 2008
PANITIA REUNI AKBAR ALUMNI CIPASUNG
ttd. H.ADJAT SUDRADJAT,SH,MH (Ketua KAC)
ttd Drs.H.AGUS SALIM DASUKI,M.Eng (Ketua Panitia)

TIM KAC PUSAT BERKUNJUNG KE KAC KOKAB SUKABUMI

Dalam rangka sosialisasi persiapan pelaksanaan Reuni Akbar Alumni Cipasung yang akan dilaksanakan 4-6 Juli 2008, tim KAC Pusat yang diwakili oleh Kang Hilman Miftahurojak,S.Ag; Kang Yajid Kalam; dan Kang Syahroni Makhran Aziz Sabtu, 31 Mei 2008 berkunjung silturahmi dengan KAC Kokab Sukabumi, acara silaturohmi ini bertempat di rumahnya Drs.Ayi Saepudin (angkatan 1981) tempat Jl.Raya Salakopi Sukabumi, alumni yang hadir perwakilan Kokab Sukabumi Supriatna dan Didin Alinurdin (Kec.Cicurug Kab.Sukabumi), U.Syamsul Huda dan Irma Nani Nuryanti (Kec.Caringin Kab.Sukabumi), Pupu (Kec.Cisaat Kab.Sukabumi), Syamsul; Ismatullah Muhammad; Hendar Irawan dan Dede Sulaeman (Kota Sukabumi). Tim KAC pusat dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa program Reuni mulai dari pendataan alumni, rencana pelaksanaan, maksud dan tujuan

Reuni akbar alumni Cipasung, selanjutnya tim KAC mengharapkan untuk Kota Kabupaten Sukabumi disarankan segera membentuk kepengurusan KAC Kokab Sukabumi. Setelah acara ramah tamah ba’da Solat Dhuhur KAC Kokab Sukabumi membahas tentang kepengurusan, pada saat itu ada kesepakatan untuk Sekretariat KAC Kokab Sukabumi bertempat di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Cisaat Sukabumi dan Koordinator adalah U.Syamsul Huda di

dampingi staf hariannya oleh Irma Nani Nuryanti, untuk susunan kepengurusan yang lebih lengkap KAC Kokab Sukabumi akan mengadakan pertemuan kembali dengan waktu yang belum ditentukan.
KAC Kokab Sukabumi menyampaikan diakhir acara silaturohmi dengan tim KAC Pusat siap menyukseskan Reuni Akbar Alumni Cipasung,


Jumat, 30 Mei 2008

BERITA DUKA

INNA LILLAHI WAINNA’ILAIHI RO’JI’UN
TELAH PULANG KE RAHMATULLAH JUM’AT 30 MEI 2008 PUKUL 17.00 SUAMI DARI ALUMNI CIPASUNG HJ.SOBARIYAH (K.H.ABDURAHMAN BIN K.H.MUHIDIN PIMPINAN PONDOK PESANTREN “AL-HIDAYAH” SEPATAN MAUK TANGERANG PROPINSI BANTEN KAKAK H.UJANG SALAHUDIN DEPOK.
SEMOGA ALMARHUM DITERIMA IMAN ISLAMNYA, DIBEBASKAN DARI SEGALA DOSANYA, DAN MENDAPAT KEBAHAGIAAN DI ALAM BARZAHNYA.
Berita diterima melalui SMS dari Didin (Orexas) Jum’at 30 Mei 2008 pukul 18.30

Jumat, 23 Mei 2008

MOHON DO’ANYA UNTUK SAUDARA NENENG AZMALIAH YANG SEDANG BERBARING SAKIT

Semoga Neneng Azmaliah_Cianjur (alumni Cipasung angkatan 1980) cepat sembuh dari musibah sakit yang dideritanya yaitu Kanker payudara, Beliau dirawat di rumah sakit R.Samsudin (Bunut) Sukabumi sejak Rabu, 21 Mei 2008 dan alhamdulillah pada hari kamis penyakit kankernya sudah diangkat (dibedah), ketika kami (Haji Jack dan istrinya, Lala dan anaknya, Ujang Priatna dan istrinya) menjenguk (Jum’at 23-4-2008), Neneng sudah dapat berbicara banyak dengan kami, mudah-mudahan penyakitnya sembuh total seperti sedia kala. Mohon dorongan do’a dari semua rekan alumni. Terima kasih.

Rabu, 14 Mei 2008

HADROTUSY SYAIKH AJENGAN ILYAS CIPASUNG (oleh:Muhammad Yajid Kalam)

Demi Allah,sejak kecil belum ada orang (masyarakat) cipasung yang merasa sakit hati oleh Ajengan Ilyas”(kesaksian masyarakat Cipasung)
19 Desember 2007 aku menangis kedua kalinya karena kehilangan Cipasung. Untuk keduakalinya aku kehilangan orang yang betul-betul mempengaruhi jalan hidupku. Beberapa tahun yang lalu, aku menangis di Cipasung ketika Abah Ajengan Ado Hadori di makamkan. Hari ini, 19 Desember 2007 aku menangis karena Bapa Ajengan Ilyas juga pergi memenuhi panggilan Allah.
Kutuliskan kenangan yang dapat kuungkap. Ayahanda, Guruku tercinta, ini sebagian kenanganku bersama dirimu.
Tahun 1989, ketika pertama kujejakan kaki di pesantren yang bernama Cipasung, aku terkejut. Kiai yang aku bayangkan sama sekali tidak nampak pada diri Ajengan Ilyas. Dalam bayanganku, seorang kiai besar adalah orang berjubah dan berikat kepala serban.
Ajengan Ilyas yang kutemui adalah sosok yang jauh dari itu semua. Beliau hanya seorang yang berbaju layaknya orang biasa berkopiah hitam. Pupuslah bayangan bertemu dengan seorang kiai, wali dengan segala karomahnya sebagaimana yang ada dalam romatisme imajinasiku.
Tapi…, kujalani pula kehidupan sebagai santri Cipasung. Itu pilihanku, setelah orang tuaku memberikan pilihan berguru di pasantren Cipasung Tasikmalaya, di pasantren Mama Falah Bogor, atau di pasantren Sumur Bandung Cililin.
Berhari-hari aku tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Sampai aku lihat betapa beliau masih berjalan-jalan dengan membawa lembaran-lembaran kitab kuning yang tergulung di tangannya. Beliau berjalan, berhenti sejenak, membuka gulungan, membaca, menggulung kembali, kemudian berjalan kembali. Terus seperti itu. Saat itulah aku melihat sosok yang tidak berhenti untuk belajar. Kulihat seorang kiai yang tidak merasa dirinya pandai. Aku tersentak, sedangkan aku…. kapan aku belajar dan menghapal. Aku hanya anak nakal yang tak pernah mau belajar, mungkin aku sombong karena nilai ulanganku sudah baik.
Di saat yang lain, aku lihat beliau menjemur sendiri handuk dan pakaiannya. Ooo… beliau masih melakukannya sendiri.
Di hari yang lain, saat pasantren masih liburan. Saat suasana masih sepi, aku sudah kembali hadir di Cipasung. Hari itu aku mengantar temanku untuk menemui beliau setelah pulang kampung. Beliau menerima kedua temanku di ruang tamu. Aku pun pergi meninggalkan rumah beliau dan duduk di pintu masjid di depan rumah beliau menunggu temanku selesai bertemu beliau.

Ketika temanku keluar, aku dimarahi mereka. Mengapa kamu keluar ? Kami malu, kami ini kan santri beliau, tadi kami disuguhi langsung dengan hidangan yang beliau bawa dan sajikan sendiri.
Aku kaget kembali. Baru ku tahu satu lagi akhlak mulia beliau.
Aku salah satu santri yang banyak masalah dan nakal. Pada santri –santri senior aku sering ngobrol dan mempertanyakan banyak hal. Mereka nasehatkan untuk berbicara langsung meminta nasehat kepada beliau. Kakak - kakak senior katakan bahwa mereka pun biasa seperti itu dan selalu mendapatkan jalan keluar dan penjelasan yang memuaskan dari beliau.
Satu hari ku temui beliau. Aku bertanya. Dan ….. sungguh di luar dugaan. Aku tidak mendapatkan jawaban. Aku hanya ditunjukan dua jilid kitab di lemari beliau yang harus aku baca. Waktu itu aku belum dapat membaca kitab kuning seperti itu. Aku pun kecewa dan menyimpan pertanyaan. Kok… mengapa yang lain dijawab, aku disuruh membaca sendiri.
Tapi… mungkin itu pula yang memicu aku untuk belajar lebih giat agar cepat dapat membaca sendiri kitab kuning. Dan hari ini, aku merasakan betul, bahwa banyak situasi dan kondisi yang aku hadapi memaksaku harus membaca sendiri. Luar biasa….., mungkin itu maksud beliau dahulu.
Saat tiba waktu ujian kelas III SMP, teman –temanku bertebaran menemui berbagai “kiai”. Mereka pulang membawa aneka “wirid” untuk sukses ujian. Aku ingin pula, kutemui Ajengan Ilyas. Aku minta do’a dari beliau. Beliau katakan, “Dido’akan tapi jangan lupa tetaplah belajar, menghapallah” Aku tidak mendapatkan satu kalimah “wirid” pun dari beliau.
Saat pengumuman EBTANAS, alhamdu lillah aku mendapatkan nilai terbaik di antara teman-temanku.

Di hari-hari pertamaku di SMA, teh Nong Daro Mahmada bertanya padaku, “Apa yang dilakukan sehingga mendapat nilai yang baik di EBTANAS SMP ?” Aku katakan, “Aku minta do’a pada Ajengan Ilyas. Aku tidak mendapatkan satu kalimah pun. Mungkin beliau sendiri yang berdo’a untuku. Aku yakin beliau lebih dekat dengan Allah daripadaku”.
Suatu hari temanku anak kelas III Aliyah berbicara kepada beliau, “Saya ke Cipasung mau ngaji, tapi sampai di sini malah pacaran. Apa yang harus saya lakukan ?” Belum menjawab, “Wajarlah menyukai lawan jenis kamu kan sudah dewasa. Kalau itu baik teruskanlah”. Temanku pun merenung, kemudian ia memutuskan untuk berhenti pacaran. Aku pun sadar, beliau ayah dan guru yang bijak. Beliau membawa muridnya untuk memahami masalah dan mandiri dalam mengambil keputusan.
Suatu hari kenakalanku muncul kembali. Aku menemui beliau dan menyampaikan kritik tentang Cipasung. Santri mengkritik kiainya – mengkritik pasantrennya.. Saat itu beliau tersenyum.
Hari ini ketika ku dengar anak SMP, SMA dan mahasiswa yang berbicara menggebu – gebu, mengkritik, aku pun tersenyum. Mungkin senyum yang sama seperti senyum beliau dahulu kepadaku. Ya….. anak SMP, SMA atau mahasiswa lah. Wajar saja. Mungkin mereka memang baru sampai di sana.
Saat ku jelajahkan kakiku ke berbagai pasantren yang lain, kutemui.betapa Ajengan Ilyas sangat dihormati. Ketika aku di Pasantren Krapyak Yogyakarta, ketika aku mempunyai pendapat lain dan menyampaikan argumentasi dalam diskusi, teman-teman berkomentar, “Murid Ajengan Ilyas kok dilawan”
Saat aku mencoba mengabadikan biografi beliau, aku berkeliling. Di masyarakat Cipasung kutemukan mereka berani bersumpah bahwa sejak kecil tidak ada orang (masyarakat) Cipasung yang pernah merasa sakit hati oleh beliau. Berurai air mataku. Itu akhlaq guruku, bagaimana dengan aku ….?

Kutemukan pula, Ajengan Ilyas adalah orang yang tak pernah marah. Dalam obrolanku dengan Kang Iip D. Yahya dan Hilman, terungkap canda, “Marilah kita buat mazhab baru, yaitu mazhab Ilyasiyyah Ruhiyyah”. Kalau orang bertanya ajarannya, kami akan jawab, “Ajarannya adalah tidak marah”.
Mungkin secara hiperbolis aku boleh berkata, “Ajengan Ilyas “prophet” jaman ini” Manusia mana yang tak pernah menyakiti orang sejak kecil. Manusia mana yang tak pernah marah. Hanya “prophet” orangnya.
Saat ramadhan lalu, ketika beliau terbaring sakit. Kami beberapa murid beliau berkumpul dan mengobrol. Kami bersepakat, kalau beliau hendak Allah panggil, panggillah dalam keadaan suci sebagai hamba yang rido dan diridoi. Kami rela karena kami yakin beliau dipanggil untuk mendapatkan limpahan karunia kasih sayang Allah bukan untuk menerima siksa-Nya. Aku berpikir, “Biarlah beliau menghadap Allah dalam kesucian dan meninggalkanku yang saat ini masih nakal, semoga di akhirat nanti beliau dapat memberiku syafa’at”.
Saat beliau wafat, saat Kang Acep Zamzam sampaikan bahwa beliau selalu beramanat agar melakukan sesuatu yang bermanfaat dan maslahat untuk umat, aku menangis. Saat beliau sakit aku masih egois, masih berpikir syafa’at untuk diriku. Beliau, Ajengan Ilyas, guruku telah jauh meninggalkanku. Beliau telah mendekati Rosululloh, menjadi hamba yang memikirkan umat melepaskan kepentingan pribadi.

Hari ini aku menangis, ya Allah salah satu guruku telah kembali Engkau panggil. Bagaimana hamba-Mu ini melanjutkan perjalanannya ? Diriku masih hamba-Mu yang nakal, masih hamba-Mu yang perlu banyak bimbingan. Apakah kiamat sudah dekat, sehingga orang-orang yang Engkau cintai satu demi satu Engkau panggil ? Bagaimana dengan aku, apakah aku hamba-Mu yang Engkau cintai pula ?
Masih kuingat – wahai Ajengan Ilyas – ketika aku berangkat dari rumahmu untuk menuju pasantren Bantar Gedang diantar Abah Ajengan Ado Hadori serta ayah bundaku, engkau berdo’a untukku, “Allohummarzuqna fahmal anbiya wa hifzol mursalin wa ilhamal malaikatil muqorribin……” Amin. Semoga do’a itu menjadi salah satu bagian penting dan indah dalam perjalanan kehambaanku menuju kepada Allah SWT. Amin.
Allohummag fir lahu war hamhu wa ‘afihi wa’fu anhu. Allohumma la tahrimna ajrohu wa la taftinna ba’da hu wagfir lana walahu. Birohmatika Ya Arhamar rohimin. Amiin Ya Robbal ‘alamin. Amin Ya Mujibas sailin. ***
Penulis : Alumnus Cipasung angkatan tahun 1989 (Muhammad Yajid Kalam)
(admin)

Minggu, 11 Mei 2008

BIDIKAN LENSA "CIPASUNG TEMPO DOELOE"

Dokumentasi Cipasung tempo doeloe ketika K.H. Ruchiat, K.H.Ilyas Ruchiat masih Jumeneng.Referensi:Profile_friendster_PP_Cipasung

SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BUAT "IKI"

KAC mengucapkan selamat menempuh hidup baru buat "IKI" (putera pasangan K.H. Ubaidillah Ruchiat dan Hj.Neneng Nurlaela)yang telah melaksanakan pernikahannya tanggal 4 Mei 2008, semoga riak gelombang dilautan dapat diatasi oleh ananda berdua dalam mengarungi bahtera rumah tangga menuju SAKINAH MAWADDAH WAROHMAH

Jumat, 09 Mei 2008

MENGENAL REKAN ALUMNUS (klik saja ficture_nya)












Minggu, 04 Mei 2008

BIOGRAFI KH MOH ILYAS RUHIAT

Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat
Dikutif dari Penulis: Iip D. Yahya
Dalam khazanah budaya Sunda, dikenal adanya tiga pembagian kekuasaan yang setara dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Ketiga lembaga kekuasaan itu menyatu dan saling mendukung. Kekuasaan yang dihormati adalah kekuasaan rohaniah yang disebut resi. Kekuasaan kedua disebut ratu, yakni pihak eksekutif yang memerintah ketiga kampung kekuasaan. Dalam bahasa yang lebih primordinal disebut negara. Dan alamat ketiga adalah rama yang tak lain adalah rakyat, yang lembaganya mengurusi keamanan dan pertahanan ketiga kesatuan tripartit kampung. Dengan demikian, ketiga lembaga memiliki pucuk pimpinan atau jawaranya sendiri-sendiri, yakni jawara rohaniah, jawara eksekutif, dan jawara silat.

Sosok kharismatik ajengan Cipasung Tasimalaya yang dibedah biografinya dalam buku ini tak lain adalah sosok resi yang telah mensenyawakan dirinya dan mentalitas spiritualitas Islam secara natural dengan mentalitas budaya Sundanya di Cipasung. Dia bernama KH Moh Iyas Ruhiat. Dilahirkjan hari Ahad, 12 Rabiul Awwal 1352 H/31 Januari 1934. Namanya sebagai tafa’ul terhadap tokoh muda pesantren yang tengah naik daun saat itu, KH Muhammad Ilyas, yang pernah menjabat Menteri Agama dalam tiga periode (h. 37). Sejak kecil sampai dewasa, Endang Ilyas (anak kiai diseputar Tasikmalaya lazim dipanggil Endang), dididk oleh orang tuanya sendiri. Ajengan Ruhiat, bapak Endang Ilyas, adalah perintis pesantren Cipasung. Ajengan Ruhiat termasuk pelopor masyarakat Tasimalaya dalam menghadang imperialisme penjajahan Belanda, sehingga pada 17 November 1941 beliau ditangkap dan ditahan bersama ulama terkemuka, KH Zainal Musthofa di Penjara Sukamiskin dan dibebaskan 10 Januari 1942 (h. 29). Kegigihan sang ayah, sekaligus guru yang paling disegani Endang Ilyas, inilah yang menjadi spirit Ilyas untuk terus belajar secara tekun dan selalu bersikap tegar yang nantinya mampu menjadi modal memperjuangkan masyarakat Cipasung.

Kecerdasan dan ketegarannya membuat orang tuanya bangga, sehingga ketika sang Ayah merasa sakitnya parah, Endang Ilyas langsung dibai’at oleh ayahanda sebagai penerus kepemimpinan pesantren Cipasung. Ditangan Moh Ilyas, Cipasung sejak tahun 1980-an sampai sekarang menjadi pesantren besar yang penuh prestasi. Terlebih ketika Ajengan Ilyas terpilih sebagai pelaksana harian Rais Aam PBNU yang ditinggalkan KH Ahmad Siddiq dalam Munas Lampung tahun 1992. Dan kemudian beliau terpilih kembali sebagai Rais Aam PBNU dalam Muktamar XXIX tahun 1994 di pesantrennya sendiri, Cipasung. Kesuksesan Ajengan Ilyas menjadi Rais Aam PBNU membuktikan akan teguhnya beliau sebagai seorang resi. Dan beliau sampai saat ini, adalah satu-satunya orang Sunda yang pernah menduduki posisi Rais Aam. Karena dalam kepemimpinan NU, jabatan Rais Aam selalu diisi orang Jawa. Dan perlu dicatat, Rais Aam bukanlah sekedar jabatan. Yang terpilih (bukan dipilih) adalah mereka yang kharismatik dan benar-benar menjadi panutan ummat. Sebut saja mislanya KH Hasyim Asy’ari, KH A. Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Sansuri.

Sosok resi yang melekat dalam diri Ajengan Ilyas sangat dirasakan oleh seluruh warga NU dan pesantren. Beliaulah yang menjadi siger tengah (tokoh moderat) dalam konflik elite NU di Munas Lampung 1992. Waktu itu, Gus Dur berseteru dengan pamannya sendiri, KH Yusuf Hasyim, dan KH Ali Yafie. Pada Muktamar Cipasung tahun 1994, ketika Gus Dur dan Abu Hika warga NU sedang bergairah era reformasi, beliau juga merestui lahirnya PKB yang kemudian mengantarkan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI. Sampai sekarang, walaupun kondisi fisik beliau sudah sangat lemah, ketika warga NU diterpa godaan politik yang menggoyahkan Khittah 1926, beliau tetap bersungguh-sungguh mempertahankan Khittah yang diwariskan para sesepuh NU.

Totalitas perjuangan Ajengan Ilyas dalam NU sangatlah besar dan dikagumi warga NU. Tidak hanya warga NU, tetapi seluruh bangsa. Karena di Jawa Barat beliau juga sering memelopori dialog lintas agama dan linta sektoral. Beliau selalu menggandeng Muhammadiyah dalam persoalan umat Islam. Dalam pluralitas keberagamaan, beliau selalu menggendeng para pemuka agama Indonesia, termasuk ikut masuk dan berceramah di pesantrennya. Walaupun demikian, beliau tetap santun dan rendah diri. Menduduki posisi tertinggi di NU, beliau tetap tinggal di Cipasung. Karena baginya, Ilyas dan Cipasung bagai biji yang tumbuh ditanahnya sendiri.

Sabtu, 03 Mei 2008

MOHON DO'A RESTU ALUMNUS H.ZAKARIA(JACK) DKK AKAN MEMBANGUN PONDOK PESANTREN

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Bismillahirrohmanirrohim.
Saudara-saudaraku yang dimulayakan Allah SWT.
Merupakan kewajiban bagi kita semua, untuk senantiasa memanjatkan puji dan sykur kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia kepada kita semua.
Hari ini Allah SWT telah memberikan sebuah kemampuan dan kesempatan yang sangat luar biasa, betapa tidak jarak tempuh yang cukup melelahkan, waktu yang cukup panjang telah tersita, tenaga dan fikiran yang cukup besar telah tercurah, sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini yaitu Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Berbeda dengan silaturohmi kita beberapa waktu yang lalu selalu kita laksanakan ditengah kota, untuk kali ini saudara-saudara sealumni berada di pedesaan yangjauh dari hiruk pikuk kebisingan kota.
Saudara-saudara se_alumni yang dimulayakan Allah SWT.
Gagasan ini terbangun pada bulan Januari 2008 ketika H.Zakaria (Jack), H.Ocid, Hj Ee Suhaeroh, Tomi Subang, Ujang Jimbo, dan H.Mustarom, jalan-jalan melihat-lihat desa ini, pada saat itu ada sebuah kesan keakraban dari penduduk dan aparat desa ini.
Dari hasil silaturohmi ini terbangunlah sebuah gagasan, untuk menyatukan saudara-saudara alumni, agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi saudara-saudara alumni dan umumnya insyaAllah bagi penduduk desa ini sebagai bagian dari ummat islam yang masih sangat memerlukan peningkatan pendidikan agama islam, disisi lain sebagai sarana pengamalan sedikit ilmu pengetahuan agama dan umum yang dimiliki oleh para alumni dalam mengisi dan memanfaatkan sisa-sisa akhir usia kita.
Rencana utama yang akan dilaksanakan di desa ini insyaAllah kita akan mendirikan Pondok Pesantren dengan harapan dapat dijadikan basis silaturahmi, pengamalan ilmu pengetahuan agama dan umum para alumni Cipasung.
Rencana ini tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, namun kita harus yakin apabila kita bersatu dengan berbagai keahlian dan kelebihan yang dimiliki masing-masing insyaAllah semua itu dapat terlaksana, dan sudah barang tentu dengan Ridho Allah SWT.
Saudara-saudaraku se_alumni yang dimulayakan Allah SWT.
Secara kebetulan seorang alumni memiliki tanah di desa ini yang bersedia mewakafkan untuk kepentingan Pondok Pesantren, oleh karena luas tanah yang dimiliki lebih dari cukup untuk lokasi Pondok Pesantren, maka muncullah ide untuk membuat perkampungan "Babakan Cipasung" dalam bentuk kavling.
Akhirnya kita berharap semoga Allah SWT memudahkan jalan guna terlaksananya tujuan ini.
Amiin, amiin, amiin yaa Robbal alamin.
Wassalam,
Komunitas Almamater Cipasung (KAC)
ttd. H.Ocid Ma'mun Rosyid/Ketua Team Perencana.
Kontak person : 0817138549; 08174944255

KENANGAN DENGAN ALM. K.H.ILYAS RUHIAT

Saya alumni cipasung angkatan 72-75 (Supriatna >Sukabumi) bertemu dengan tidak sengaja dengan almarhum K.H. Ilyas Ruhiat pada tahun 1995, ketika itu saya mendapat tugas dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat yang sekarang berubah kantornya menjadi Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat untuk mengikuti Training Of Trainer selama 1 bulan bertempat di Hotel Utami Sidoarjo Surabaya.
Tanpa disengaja waktu saya istirahat di ruang tamu Hotel datang almarhum dengan maksud istirahat dan minap, waktu itu belum saya temui, tapi malamnya saya menghampiri ke kamarnya, alhamdulillah saya dapat bersilaturohim dengan almarhum dari sekian lama waktu itu kurang lebih 20 tahun tidak bertemu, setelah istirahat dan minap disana almarhum akan bertemu esoknya dengan Gubernur Jawa Timur.
Semoga almarhum mendapat kebahagiaan di sisi illahi.